Ini soal keberadaan group “Cimalaya-Menulis”. sejak diterbitkan 16 Agustus
2016 lalu, dahulunya memiliki konsep untuk menjadi media menulis cerita tentang
“Cilamaya di jaman Baheula”.
Namun seiring berjalannya waktu, cerita Cilamaya sudah kami anggap selesai,
karena separo jengkal wilayah tanahnya sudah kami angkat bersama ke dalam
tulisan.-- Mulai cerita alun-alun Cilamaya, cerita kreta yg pernah ada, juga
banyaknya helicopter yg berdatangan ketika membuka proyek Pertamina.
Kami ulas juga makanan Top di Cilamaya, sperti Bubur ayam, kupat tahu, toge
goreng, empal, maranggi, raramendut, orog-orog, dongkal , hingga kesenian
Berokan, sirkus Adem-ayem, Sampyong, juga Tanjidor.
Jadi ke depan tidak lagi melulu menulis “Nostalgia Cilamaya”, tetapi jauh
untuk menjangkau ke topik yg lebih berwarna, untuk turut memberi informasi juga
edukasi.
Banyak sudah tulisan yg dibuat admin dg membawa pesan perilaku-sosial.
Memang tidak ditulis gamblang, karena itu dibutuhkan ke hati-hatian.-- Kami
kepengen melihat “orang Cilamaya membaca dg cara mengeja juga mencerna”..
itulah cara yg digunakan si “cerdas” ketika membaca.!
O,ya.. Pengelola group “Cilamaya-Menulis” semuanya berada di Jakarta, tapi..
“Berada jauh dari desa asal moyangnya, bukan berarti kami tak bangga menjadi
keturunan orang Cilamaya”.
Bukti bangga kami adalah selalu menulis cerita “Cilamaya yg mempesona, bukan
cerita Cilamaya yg terhina.!”.. Karena kami pikir masih banyak cerita cantix yg
bisa diungkap tentang desa moyang kita dibanding harus tega menelanjanginya.
Lagian.. jika ada ketimpangan, kemiskinan, pengangguran, gejolak sosial, itu
bukan monopoli masalah yg ada di Cilamaya. Rasanya itu sudah masalah kolektif
di Republik ini. -- Jadi kenapa harus menelanjangi jika masih banyak cerita
manies yg bisa kita ungkap dari desa kita.?
Alhasil.. anggota kami sekarang “Merasa bangga menjadi orang Cilamaya”
Jika kita bisa bangga dg menutupi aib desa, kenapa tidak kita tularkan ke
Kabupaten, ke Provinsi juga untuk Negeri kita supaya bisa tetap terlihat
mempesona.-- Cara paling sederhana, .. “Jangan kamu menelanjanginya.!”