CILAMAYA YG MEMPESONA.. “Bukan Cilamaya Yang Terhina.!”

Iklan

CILAMAYA YG MEMPESONA.. “Bukan Cilamaya Yang Terhina.!”

CILAMAYA MENULIS
22 October 2017



Ini soal keberadaan group “Cimalaya-Menulis”. sejak diterbitkan 16 Agustus 2016 lalu, dahulunya memiliki konsep untuk menjadi media menulis cerita tentang “Cilamaya di jaman Baheula”.
Namun seiring berjalannya waktu, cerita Cilamaya sudah kami anggap selesai, karena separo jengkal wilayah tanahnya sudah kami angkat bersama ke dalam tulisan.-- Mulai cerita alun-alun Cilamaya, cerita kreta yg pernah ada, juga banyaknya helicopter yg berdatangan ketika membuka proyek Pertamina.

Kami ulas juga makanan Top di Cilamaya, sperti Bubur ayam, kupat tahu, toge goreng, empal, maranggi, raramendut, orog-orog, dongkal , hingga kesenian Berokan, sirkus Adem-ayem, Sampyong, juga Tanjidor.

Jadi ke depan tidak lagi melulu menulis “Nostalgia Cilamaya”, tetapi jauh untuk menjangkau ke topik yg lebih berwarna, untuk turut memberi informasi juga edukasi. 

Banyak sudah tulisan yg dibuat admin dg membawa pesan perilaku-sosial. Memang tidak ditulis gamblang, karena itu dibutuhkan ke hati-hatian.-- Kami kepengen melihat “orang Cilamaya membaca dg cara mengeja juga mencerna”.. itulah cara yg digunakan si “cerdas” ketika membaca.!

O,ya.. Pengelola group “Cilamaya-Menulis” semuanya berada di Jakarta, tapi.. “Berada jauh dari desa asal moyangnya, bukan berarti kami tak bangga menjadi keturunan orang Cilamaya”.
Bukti bangga kami adalah selalu menulis cerita “Cilamaya yg mempesona, bukan cerita Cilamaya yg terhina.!”.. Karena kami pikir masih banyak cerita cantix yg bisa diungkap tentang desa moyang kita dibanding harus tega menelanjanginya. 

Lagian.. jika ada ketimpangan, kemiskinan, pengangguran, gejolak sosial, itu bukan monopoli masalah yg ada di Cilamaya. Rasanya itu sudah masalah kolektif di Republik ini. -- Jadi kenapa harus menelanjangi jika masih banyak cerita manies yg bisa kita ungkap dari desa kita.?

Alhasil.. anggota kami sekarang “Merasa bangga menjadi orang Cilamaya” 

Jika kita bisa bangga dg menutupi aib desa, kenapa tidak kita tularkan ke Kabupaten, ke Provinsi juga untuk Negeri kita supaya bisa tetap terlihat mempesona.-- Cara paling sederhana, .. “Jangan kamu menelanjanginya.!”