Mencari 'Pelangi, Depan Sekolah Itu..

Iklan

Mencari 'Pelangi, Depan Sekolah Itu..

CILAMAYA MENULIS
28 June 2018

Nok.. malam ini Jakarta pun hujan, sperti di desamu, Cilamaya.. -Ehh, kamu masih inget ga, sabtu sore dulu hujan pernah turun saat kita pulang ‘ngepel lantai sekolah.? -- Karena kerjabakti di luar jam sekolah, kamu datang tidak pake seragam “cokelat putih.!”. Seragam kebanggaan SMP kita, yg ada satu2nya di kecamatan Cilamaya..

Kamu nampak lebih cantik dg ‘Tshirt kuning dan ‘krag putih dipadu rok hitam pekat di bawahnya. -- Kliatan lebih dewasa, seperti kita sebaya, padahal kamu adik kelas aku.. Adik kelas yg misterius, susah banget didekatinya, Hihi..

Sore itu Tuhan spertinya memihak aku.. hujan sengaja diturunkan agar kita bisa sama-sama berteduh di emperan kantor KUD yg ada di kecepet.-- Dalam suasana hujan gerimis, aku beranikan diri untuk menyapamu.. Aku perkenalkan diri, ..hujan jadi tambah menjadi waktu kamu sebutin nama.

Rupanya kita berdua sama2 menyukai hujan.. “Hujan adalah rahmat dari Tuhan. Hujan bisa mendinginkan bara api amarah.. Hujan bisa mententramkan hati yg gelisah”.– Akhirnya kita sepakat untuk menerobos hujan, bersepeda bareng menuju pulang.

Sambil mengayuh sepeda bersebelahan, kamu cerita banyak soal nikmatnya bermain hujan, tanpa takut sakit atau kedinginan.. dan .. aku masih ingat, dg susah payah kamu mengayuh sepeda sebab hujan dicampur angin terus menampari pipi putihmu..

Kata kamu sambil terus sejajar besepeda.. “Aku merasakan hujan sebagai pelipur. Dengan adanya hujan aku bisa menangis tanpa harus malu lagi. Biarlah air mataku ini bercampur dg air hujan supaya orang-orang tidak mengerti sebab masalahku”.

Jujur.. waktu itu aku ga paham apa yg kamu omongin, Nok.?. Setelah itu kamu langsung mempercepat laju speda.. kamu tinggalkan aku sambil katanya.. “Aku duluan,.. semoga besok kita bisa bertemu kembali di sekolah.”.

Seakan ada nyala harapan dalam jiwaku mendengar kata-katamu. Tapi besoknya pas bubar sekolah, aku hanya melongo.. mencoba mengharapkanmu hadir dan bisa pulang bareng main air hujan lagi.

Aku terus berdiri di warung yg menghadap gerbang sekolah, mencari-cari wajah putihmu itu akan datang menghampiri... Tetapi semakin hujan deras, semakin hilang pengharapanku. Kamu tak jua kunjung datang..

Dan pelangi yg biasa mucul setelah hujan reda, ikut-ikutan tak muncul pula.. “Kamu ajak pelangi untuk meninggalkan aku, ya.?”

------
cilamaya, poe ‘beheula