20 June 2018

Sepenggal Cerita Dari Blanakan


Orang Cilamaya.., pasti tau dg Desa Blanakan yg jadi desa tetangga kita, kan.?. Klo sampe ga tau, Orang Cilamaya menyebutnya., ”Tingeling.!”,Hahaha..

Blanakan itu, daerah muara pantai yg berada di Kab.Subang.--Selain memiliki tempat pelelangan ikan juga punya agenda tahunan..”pesta laut!”.

Dari sumber yg kami baca.. Desa Blanakan memiliki cerita tentang “Mbah Buyut Perahu” yg di anggap orang pertama memasuki desa ini.

Konon.. Mbah Buyut Perahu itu seorang raja Jawa yg sedang berlayar menuju Sumatera dg membawa emas permata yg berlimpah.-- Dalam pelayaran itu, rombongan raja kehabisan perbekalan, maka diputuskan untuk menepi mencari “logistik” yg kebetulan pantai yg mereka darati itu adalah desa Blanakan.

Digambarkan, kondisi Blanakan pada saat itu masih jadi hutan bakau – Raja bersama para punggawa mendarat di lebatnya hutan Blanakan untuk berburu binatang atau apa saja yg bisa memenuhi perbekalan di kapal. Namun, para punggawa yg mengawal raja berburu memiliki niat jahat untuk mengusai harta yg ada di kapal, maka Raja pun dibunuh di tengah hutan bakau.

Setiba rombongan di kapal, permaisuri bertanya kepada para punggawa..”Kemana Raja?”.. punggawa itu menjawab..”Raja tewas diterkam binatang”. -- Permaisuri tak percaya, dia kepengen liat TKP tempat raja tewas. Para punggawa menghalanginya dg brutal, dan malah berniat memperkosanya.

Namun..’kligane bae..(itu bahasa cilamaya banget, hahaha..).. nasib berkehendak lain.. sebelum Permaisuri diperkosa, tiba2 kapal yg penuh harta itu karam bersama seluruh penumpanya yg hanya menyisakan tiang layarnya saja.

Setelah ratusan tahun dari peritiwa itu.. rawa dan hutan bakau Blanakan menjadi daratan yg bisa dihuni oleh para nelayan.

Katanya siihh.. keberadaan tiang layar perahu masih ada hingga hari ini. Dan oleh warga lokasi dimana perahu itu tenggelam telah dibangun makam yg di kenal dg makam Mbah Buyut Perahu. -- Keberadaan makam itu hingga sekarang masih banyak dikunjungi warga. Selain untuk berziarah juga ada yg mengadakan ritual “kepengen coba2” mengangkat harta yg terpendam di sana.

Menurut ‘orang pintar.. “Dari terawangan ghaib keberadaan harta karun itu dapat di deteksi”. -- Jika sudah waktunya harta itu dapat diangkat dan dapat dimanfaatkan untuk orang banyak..

Tentu saja.. diangkat oleh orang yg memiliki tujuan mulia, bukan orang maruk.! Iyyaa.?,.. “Semoga sajalah..