Orang Cilamaya.., pasti tau dg Desa Blanakan yg jadi desa tetangga kita, kan.?. Klo sampe ga tau, Orang Cilamaya menyebutnya., ”Tingeling.!”,Hahaha..
Blanakan itu, daerah muara pantai yg berada di
Kab.Subang.--Selain memiliki tempat pelelangan ikan juga punya agenda
tahunan..”pesta laut!”.
Dari sumber yg kami baca.. Desa Blanakan memiliki cerita tentang
“Mbah Buyut Perahu” yg di anggap orang pertama memasuki desa ini.
Konon.. Mbah Buyut Perahu itu seorang raja Jawa yg sedang
berlayar menuju Sumatera dg membawa emas permata yg berlimpah.-- Dalam
pelayaran itu, rombongan raja kehabisan perbekalan, maka diputuskan untuk
menepi mencari “logistik” yg kebetulan pantai yg mereka darati itu adalah desa
Blanakan.
Digambarkan, kondisi Blanakan pada saat itu masih jadi hutan
bakau – Raja bersama para punggawa mendarat di lebatnya hutan Blanakan untuk
berburu binatang atau apa saja yg bisa memenuhi perbekalan di kapal. Namun,
para punggawa yg mengawal raja berburu memiliki niat jahat untuk mengusai harta
yg ada di kapal, maka Raja pun dibunuh di tengah hutan bakau.
Setiba rombongan di kapal, permaisuri bertanya kepada para
punggawa..”Kemana Raja?”.. punggawa itu menjawab..”Raja tewas diterkam
binatang”. -- Permaisuri tak percaya, dia kepengen liat TKP tempat raja tewas.
Para punggawa menghalanginya dg brutal, dan malah berniat memperkosanya.
Namun..’kligane bae..(itu bahasa cilamaya banget, hahaha..)..
nasib berkehendak lain.. sebelum Permaisuri diperkosa, tiba2 kapal yg penuh
harta itu karam bersama seluruh penumpanya yg hanya menyisakan tiang layarnya
saja.
Setelah ratusan tahun dari peritiwa itu.. rawa dan hutan bakau
Blanakan menjadi daratan yg bisa dihuni oleh para nelayan.
Katanya siihh.. keberadaan tiang layar perahu masih ada hingga
hari ini. Dan oleh warga lokasi dimana perahu itu tenggelam telah dibangun
makam yg di kenal dg makam Mbah Buyut Perahu. -- Keberadaan makam itu hingga
sekarang masih banyak dikunjungi warga. Selain untuk berziarah juga ada yg
mengadakan ritual “kepengen coba2” mengangkat harta yg terpendam di sana.
Menurut ‘orang pintar.. “Dari terawangan ghaib keberadaan harta
karun itu dapat di deteksi”. -- Jika sudah waktunya harta itu dapat diangkat
dan dapat dimanfaatkan untuk orang banyak..
Tentu saja.. diangkat oleh orang yg memiliki tujuan mulia, bukan
orang maruk.! Iyyaa.?,.. “Semoga sajalah..