06 January 2020

Sejarah Pesawat Udara Yang Sekarang Dilihat Orang Cilamaya

Pembanguna Pertamina di Cilamaya yg dimulai sekitar tahun 1975-an, ditandai dengan seringnya helicopter mendarat di sana.  Namun sebelum itu, orang Cilamaya lebih sering menyaksikan pesawat jenis twin-otter yang terbang rendah di hamparan sawah sekitar totoang Kedung Asem Cilamaya untuk menabur zat kimia pembasmi hama wereng.

Pesawat udara yang sering dilihat orang Cilamaya dari jaman ‘baheula tersebut, pertamakali diciptakan oleh Wright Bersaudara (Orville Wright dan Wilbur Wright). Pesawat ciptaan mereka dinamakan Flyer yang diluncurkan pada tahun 1903 di Amerika Serikat.
Diceritakan, saat Wilbur Wright berusia sebelas dan Orville Wright berusia tujuh tahun, ayah mereka, Milton Wright, memberi hadiah helikopter mainan karya Alphonse Penaud. Orang Perancis itu tidak membuat rancangan helikopter dari ide orisinalnya. Ia menciptakan mainan tersebut dari desain imajiner helikopter karya Leonardo da Vinci.

Sebagaimana diwartakan Wired, da Vinci, pada rentang 1483 hingga 1486, pernah membuat sketsa atas apa yang kini kita sebut helikopter bernama Vite Aerea atau The Aerial Screw.


Wilbur Wright dan Orville Wright, atau sebut saja “Wright Bersaudara”, terkesima. Dalam “The Birth of Flight Control: An Engineering Analysis of the Wright Brothers’ 1902 Glider” (2003), paper yang ditulis G.D. Padfield, dua orang bocah itu kemudian sepakat untuk menciptakan sesuatu yang “wah”: membuat manusia bisa terbang. Dan penciptaan yang “wah” itu kemudian diinisiasi pada 30 Mei 1899, kala Wilbur, si kakak, mengirim surat pada Smithsonian Institution.

“Saya tertarik dengan permasalahan-permasalahan mekanis soal penerbangan sejak kecil. Saya membuat sejumlah percobaan sederhana dengan berbagai ukuran sesuai dengan kerja yang telah dilakukanDan menyadari bahwa manusia terbang adalah sangat mungkin dan dapat dilakukan. Saya percaya bahwa penerbangan sederhana mungkin dilakukan oleh manusia asalkan telah ada serangkaian percobaan dan investigasi besar dan independen untuk menghasilkan informasi, pengetahuan, dan keterampilan yang akhirnya akan mengarah pada penerbangan yang sempurna,” tulis Wilbur kala itu.


Smithsonian merespons. Mereka memberikan buku-buku rujukan soal aviasi yang dimiliki pada Wright bersaudara.

Pada 1900, berdasarkan rujukan yang telah mereka pelajari, khususnya tentang monoplane Lilienthal Glider dari Otto Lilienthal, kakak-adik ini menghasilkan “1900 Glider.”

Glider merupakan pesawat tanpa mesin dan sering disebut sebagai pesawat layang. Lilienthal adalah pelopornya. Dengan glider, Lilienthal melakukan penyelidikan untuk mengetahui apa dan bagaimana aerodinamika bekerja. Wright bersaudara meniru kerja Lilienthal dengan membuat glider yang memiliki lebar sayap sepanjang 20 kaki.

Sayangnya, Wright bersaudara tidak puas. Pada 1901 mereka menyempurnakan penciptaan dengan merilis “1901 Glider” yang bersayap lebih luas. Tapi penciptaan glider kedua ini pun tak membuat Wright bersaudara puas. Dengan sayap yang telah diperluas, glider hanya mampu memperoleh sepertiga daya angkat dari teori penciptaan glider milik Lilienthal yang mereka pelajari.


Wright kemudian paham, membuat sistem pengendali pesawat (flight control) adalah solusinya. Dan pada 1902 mereka memecahkan solusi itu dengan “1902 Glider.”

Pada teori aerodinamika ada istilah bernama rasio L/D atau lift-to-drag. Sederhananya, daya angkat akan tercipta manakala sayap bertubrukan dengan angin. Untuk menciptakan rasio L/D yang baik, yang akan menghasilkan daya angkat maksimal, Wright bersaudara menyadari pentingnya sistem pengendali pesawat.

Mereka mempelajari centre of gravity (titik berat atau pusat massa), lokasi dalam pesawat di mana rata-rata berat berada. Bila centre of gravity ditemukan, akan diketahui di mana titik-titik three dimensional coordinate (tiga koordinat penentu sumbu utama): pitch, roll, dan yaw. Ketiga titik itulah yang bisa membuat pesawat bergerak leluasa.

Di tahun 1902, ada 700 hingga 1.000 kali penerbangan Glider dilakukan Wright bersaudara. Setahun berselang, Wright Flyer lahir. Wright Flyer merupakan pesawat heavier-than-air bermesin yang diciptakan Wright bersaudara. Pesawat dibuat memanfaatkan kayu cemara dan mesin khusus berkekuatan 12 tenaga kuda.

Lewat pencapaian tersebut, Wright bersaudara jadi dua orang pertama di dunia yang sukses menciptakan pesawat terbang bermesin. Itulah cikal-bakal semua pesawat yang lahir kemudian, termasuk dari Boeing maupun Airbus.


Wright Flyer sukses diujicoba untuk terbang empat kali, antara Kill Devil Hills hingga Kitty Hawk di North Carolina, Amerika Serikat, dengan jarak tempuh sejauh 6,4 kilometer, pada 1903. Dan kakak-adik ini akhirnya menerima paten “Flying Machine” bernomor US821393A pada 22 Mei 1906, tepat hari ini 113 tahun lalu.

Meski pada 1903 pesawat bermesin sukses dilahirkan Wright bersaudara, mereka tak mau langsung mengumumkannya pada publik. Pada 5 Januari 1904, sebagaimana dikutip Associated Press, Wilbur mengatakan bahwa “kami bertekad, sebelum kembali ke rumah, untuk mengetahui apakah mesin memiliki kekuatan yang cukup untuk terbang, kekuatan yang cukup untuk menahan guncangan pendaratan, dan kapasitas kontrol yang cukup untuk membuat penerbangan aman di angin yang kencang, serta di udara yang tenang. Ketika poin-poin ini telah ditetapkan dengan pasti, kami akan segera mengemas barang-barang kami dan kembali ke rumah.”

Secara tersirat, Wright bersaudara menginginkan ciptaan mereka benar-benar bekerja baik, tidak setengah-setengah. Semangat itulah yang terus dipertahankan para pencipta pesawat sampai kini, sehingga bisa melahirkan rasio kecelakaan yang paling rendah.

Selain Wright bersaudara, tercatat beberapa penemu pesawat lain yang menemukan pesawat terbang antara lain Samuel F Cody yang melakukan aksinya di lapangan Farnborough, Inggris tahun 1910. Sedangkan untuk pesawat yang lebih ringan dari udara sudah terbang jauh sebelumnya.


Penerbangan pertama kali dilakukan manusia dengan menggunakan balon udara panas yang ditemukan seorang berkebangsaaan Prancis bernama Joseph Montgolfier dan Etiene Montgolfier terjadi pada tahun 1782, kemudian disempurnakan seorang Jerman yang bernama Ferdinand von Zeppelin dengan memodifikasi balon berbentuk cerutu yang digunakan untuk membawa penumpang dan barang pada tahun 1900.

Pada tahun tahun berikutnya balon Zeppelin mengusai pengangkutan udara sampai musibah kapal Zeppelin pada perjalanan trans-Atlantik di New Jersey 1936 yang menandai berakhirnya era Zeppelin meskipun masih dipakai menjelang Perang Dunia II.

Setelah zaman Wright, pesawat terbang banyak mengalami modifikasi baik dari rancang bangun, bentuk dan mesin pesawat untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara. 

Pesawat komersial yang lebih besar dibuat pada tahun 1949 bernama Bristol Brabazon. Sampai sekarang pesawat penumpang terbesar di dunia di buat oleh airbus industrie dari eropa dengan pesawat A380.

*)disadur dari berbagai sumber.