Pesawat udara yang sering
dilihat orang Cilamaya dari jaman ‘baheula
tersebut, pertamakali diciptakan oleh Wright Bersaudara (Orville Wright dan
Wilbur Wright). Pesawat ciptaan mereka dinamakan Flyer yang diluncurkan pada
tahun 1903 di Amerika Serikat.
Diceritakan, saat Wilbur
Wright berusia sebelas dan Orville Wright berusia tujuh tahun, ayah mereka,
Milton Wright, memberi hadiah helikopter mainan karya Alphonse Penaud. Orang
Perancis itu tidak membuat rancangan helikopter dari ide orisinalnya. Ia
menciptakan mainan tersebut dari desain imajiner helikopter karya Leonardo da
Vinci.
Sebagaimana diwartakan Wired,
da Vinci, pada rentang 1483 hingga 1486, pernah membuat sketsa atas apa yang
kini kita sebut helikopter bernama Vite
Aerea atau The Aerial Screw.
Wilbur Wright dan Orville
Wright, atau sebut saja “Wright Bersaudara”, terkesima. Dalam “The Birth of Flight Control: An Engineering
Analysis of the Wright Brothers’ 1902 Glider” (2003), paper yang ditulis
G.D. Padfield, dua orang bocah itu kemudian sepakat untuk menciptakan sesuatu
yang “wah”: membuat manusia bisa terbang. Dan penciptaan yang “wah” itu
kemudian diinisiasi pada 30 Mei 1899, kala Wilbur, si kakak, mengirim surat
pada Smithsonian Institution.
“Saya
tertarik dengan permasalahan-permasalahan mekanis soal penerbangan sejak kecil.
Saya membuat sejumlah percobaan sederhana dengan berbagai ukuran sesuai dengan
kerja yang telah dilakukanDan menyadari bahwa manusia terbang adalah sangat mungkin
dan dapat dilakukan. Saya percaya bahwa penerbangan sederhana mungkin dilakukan
oleh manusia asalkan telah ada serangkaian percobaan dan investigasi besar dan
independen untuk menghasilkan informasi, pengetahuan, dan keterampilan yang
akhirnya akan mengarah pada penerbangan yang sempurna,”
tulis Wilbur kala itu.
Smithsonian merespons. Mereka
memberikan buku-buku rujukan soal aviasi yang dimiliki pada Wright bersaudara.
Pada 1900, berdasarkan rujukan
yang telah mereka pelajari, khususnya tentang monoplane Lilienthal Glider dari
Otto Lilienthal, kakak-adik ini menghasilkan “1900 Glider.”
Glider merupakan pesawat tanpa
mesin dan sering disebut sebagai pesawat layang. Lilienthal adalah pelopornya.
Dengan glider, Lilienthal melakukan penyelidikan untuk mengetahui apa dan
bagaimana aerodinamika bekerja. Wright bersaudara meniru kerja Lilienthal
dengan membuat glider yang memiliki lebar sayap sepanjang 20 kaki.
Sayangnya, Wright bersaudara
tidak puas. Pada 1901 mereka menyempurnakan penciptaan dengan merilis “1901
Glider” yang bersayap lebih luas. Tapi penciptaan glider kedua ini pun tak
membuat Wright bersaudara puas. Dengan sayap yang telah diperluas, glider hanya
mampu memperoleh sepertiga daya angkat dari teori penciptaan glider milik
Lilienthal yang mereka pelajari.
Wright kemudian paham, membuat
sistem pengendali pesawat (flight control) adalah solusinya. Dan pada 1902
mereka memecahkan solusi itu dengan “1902 Glider.”
Pada teori aerodinamika ada
istilah bernama rasio L/D atau
lift-to-drag. Sederhananya, daya angkat akan tercipta manakala sayap
bertubrukan dengan angin. Untuk menciptakan rasio L/D yang baik, yang akan
menghasilkan daya angkat maksimal, Wright bersaudara menyadari pentingnya
sistem pengendali pesawat.
Mereka mempelajari centre of gravity (titik berat atau
pusat massa), lokasi dalam pesawat di mana rata-rata berat berada. Bila centre of gravity ditemukan, akan
diketahui di mana titik-titik three
dimensional coordinate (tiga koordinat penentu sumbu utama): pitch, roll,
dan yaw. Ketiga titik itulah yang bisa membuat pesawat bergerak leluasa.
Di tahun 1902, ada 700 hingga
1.000 kali penerbangan Glider dilakukan Wright bersaudara. Setahun berselang,
Wright Flyer lahir. Wright Flyer merupakan pesawat heavier-than-air bermesin
yang diciptakan Wright bersaudara. Pesawat dibuat memanfaatkan kayu cemara dan
mesin khusus berkekuatan 12 tenaga kuda.
Lewat pencapaian tersebut,
Wright bersaudara jadi dua orang pertama di dunia yang sukses menciptakan
pesawat terbang bermesin. Itulah cikal-bakal semua pesawat yang lahir kemudian,
termasuk dari Boeing maupun Airbus.
Wright Flyer sukses diujicoba
untuk terbang empat kali, antara Kill Devil Hills hingga Kitty Hawk di North
Carolina, Amerika Serikat, dengan jarak tempuh sejauh 6,4 kilometer, pada 1903.
Dan kakak-adik ini akhirnya menerima paten “Flying Machine” bernomor US821393A
pada 22 Mei 1906, tepat hari ini 113 tahun lalu.
Meski pada 1903 pesawat
bermesin sukses dilahirkan Wright bersaudara, mereka tak mau langsung
mengumumkannya pada publik. Pada 5 Januari 1904, sebagaimana dikutip Associated
Press, Wilbur mengatakan bahwa “kami
bertekad, sebelum kembali ke rumah, untuk mengetahui apakah mesin memiliki
kekuatan yang cukup untuk terbang, kekuatan yang cukup untuk menahan guncangan
pendaratan, dan kapasitas kontrol yang cukup untuk membuat penerbangan aman di
angin yang kencang, serta di udara yang tenang. Ketika poin-poin ini telah
ditetapkan dengan pasti, kami akan segera mengemas barang-barang kami dan
kembali ke rumah.”
Secara tersirat, Wright
bersaudara menginginkan ciptaan mereka benar-benar bekerja baik, tidak
setengah-setengah. Semangat itulah yang terus dipertahankan para pencipta
pesawat sampai kini, sehingga bisa melahirkan rasio kecelakaan yang paling
rendah.
Selain Wright bersaudara,
tercatat beberapa penemu pesawat lain yang menemukan pesawat terbang antara
lain Samuel F Cody yang melakukan aksinya di lapangan Farnborough, Inggris
tahun 1910. Sedangkan untuk pesawat yang lebih ringan dari udara sudah terbang
jauh sebelumnya.
Penerbangan pertama kali
dilakukan manusia dengan menggunakan balon udara panas yang ditemukan seorang
berkebangsaaan Prancis bernama Joseph Montgolfier dan Etiene Montgolfier
terjadi pada tahun 1782, kemudian disempurnakan seorang Jerman yang bernama
Ferdinand von Zeppelin dengan memodifikasi balon berbentuk cerutu yang
digunakan untuk membawa penumpang dan barang pada tahun 1900.
Pada tahun tahun berikutnya
balon Zeppelin mengusai pengangkutan udara sampai musibah kapal Zeppelin pada
perjalanan trans-Atlantik di New Jersey 1936 yang menandai berakhirnya era
Zeppelin meskipun masih dipakai menjelang Perang Dunia II.
Setelah zaman Wright, pesawat
terbang banyak mengalami modifikasi baik dari rancang bangun, bentuk dan mesin
pesawat untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara.
Pesawat komersial yang
lebih besar dibuat pada tahun 1949 bernama Bristol Brabazon. Sampai sekarang
pesawat penumpang terbesar di dunia di buat oleh airbus industrie dari eropa
dengan pesawat A380.
*)disadur dari berbagai sumber.