07 January 2020

Awal Tahun 2020, Bukan Hanya Jakarta, Banjir Pun Menyapa Cilamaya


Seperti yang ditulis media Pikiran Rakyat, sungai Cilamaya yang berada di Kabupaten Karawang tiba-tiba meluap pada Rabu, 1 Januari 2020 siang, dan air masuk Perumahan Pratama Permai, Desa Tegalwaru, Kecamatan Cilamaya Wetan. Air bah juga menerjang ratusan hektar sawah di Desa Mekarmaya dan Cilamaya, Kecamatan Cilamaya Wetan.


Didin Wahyudin (59), salah seorang warga Perum Pratama Permai menuturkan, air mulai menggenangi rumah warga sekira pukul 11.00 WIB. Air tersebut berasal dari luberan Sungai Cilamaya yang sejak Minggu dini hari memang mengalami peningkatan siginifikan.

“Diduga kuat, ada beberapa titik tanggul yang amblas sehingga air mengalir liar ke persawahan dan pemukiman penduduk”, ujar Didin, seperti dikutip Pikiran Rakyat.

Konon, menurut Didin, jika volume air sungai Cilamaya meningkat, memang Perum Pratama Permai yang berada di Desa Tegalwaru, Kecamatan Cilamaya Wetan itu yang paling dahulu terendam. Dikatakan pula, pada 2019 lalu Perum Pratama Permai selamat dari terjangan banjir kerena permukaan tanggul yang ambles telah ditinggikan kembali. Namun, di awal 2020 banjir kembali datang, diduga ada badan tanggul yang jebol atau amblas.



"Air datang begitu cepat. Akibatnya banyak barang di dalam rumah yang terendam karena terlambat di evakuasi ke tempat yang tinggi. Demikian pula, warga baru mengungsi setelah rumahnya dikepung banjir," tambah Didin.
Luapan air yang berasal dari sungai Cilamaya itu, selain merendam ratusan rumah di Perum Pratama Permai, genangan banjir juga merendam ruas jalan Cilamaya-Cikalong di Dusun Pangkalan, Desa Mekarmaya, Kecamatan Cilamaya Wetan. Namun demikian, arus lalu-lintas tidak terganggu karena para pengguna jalan nekad menerjang genangan menggunakan kendaraan.

Seperti diakui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang,yang  mencatat ada empat kecamatan terdampak banjir akibat air hujan yang mengguyur Karawang sejak tanggal 31 Desember 2019. Empat kecamatan yang terdampak antara lain Cilamaya Wetan, Telukjambe Barat, Purwasari dan Cikampek.

“Hasil laporan ada 4 kecamatan yang terdampak banjir, dan yang paling parah adalah desa Tegalwaru Kecamatan Cilamaya Wetan,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Karawang, Imat Ruchimat.

“Banjir di Cilamaya Wetan itu disebabkan oleh intensitas hujan yang cukup tinggi dan adanya luapan kali Cilamaya yang menggenangi pemukiman warga dengan ketinggian 30 sampai 50 centimeter,” ujar Ruhmat.

Dijelaskannya, warga yang terdampak di Cilamaya sebanyak 886 orang dari 284 KK. Pihaknya sudah menurunkan rim reaksi cepat untuk membantu mengevakuasi warga khususnya anak-anak, ibu hamil dan orang tua.

Selain rumah warga yang terendam banjir, lanjut Ruchimat, ratusan hektare sawah juga terendam air akibat intensitas hujan yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, pihaknya sudah menurunkan pasukan BPBD, PMI dan Damkar.

“Kami juga meminta agar aparat setempat mulai dari tingkat desa dan kecamatan turun tangan membantu keadaan yang sudah masuk dalan tanggap darurat ini,” katanya.

Ia menambahkan, jika air belum surut maka BPBD juga bakal menyiapkan posko darurat dan dapur umum untuk masyarakat yang terdampak banjir.
“Air sampai saat ini masih meningkat, maka kedepan kita sudah menyiapkan berbagai antisipasi,” pungkasnya.



Sementara itu, sebagai tetangga cilamaya, dua desa di Kecamatan Banyusari, Karawang, terendam banjir akibat kiriman air dari Bendung Barugbug yang menyebabkan luapan sungai Cilamaya. Ketinggian air mencapai 1,5 meter sejak pukul 07.00 WIB. Dua desa tersebut yakni Desa Jayamukti dan Gempol Kolot. Warga yang terkena banjir mengaku tidak bisa menyelamatkan barang-barang dalam rumah, karena air luapan langsung masuk ke pemukiman. Sehingga sebagian perabotan dalam rumah hanya ditumpuk di luar, sementara sebagian lain terendam dalam rumah.

"Air langsung membesar masuk pemukiman hingga masuk ke dalam rumah," kata Sopandi, warga Jayamukti.

Kepala Desa Gempol Kolot, Sunardi mengatakan jumlah rumah warga yang terdampak banjir masih dalam pendataan karena debit air masih naik. Namun berdasarkan data sementara ada 50 rumah yang sudah terendam banjir akibat luapan sungai Cilamaya.

Data di lapangan tercatat, di Desa Jaya mukti ada sekitar 200 rumah yang terdampak banjir, sementara di Desa Gempol Kolot sekitar 50 rumah. Hingga saat ini, warga masih bertahan di rumahnya masing-masing sambil menunggu banjir surut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang, Asep Wahyu Suherman mengatakan banjir itu merendam ribuan rumah di enam kecamatan hingga hari ini.

"Warga terdampak banjir mencapai 2.807 kepala keluarga, atau sebanyak 7.986 jiwa," ujar Asep di Karawang, pada Kamis (2/1/2020) seperti dilansir Antara.



Asep mengatakan tidak semua warga korban banjir di Karawang mengungsi. Ada juga warga yang masih bertahan di rumahnya, dengan alasan mengamankan perabotan milik mereka. Berdasarkan data yang dihimpun BPBD Karawang, ribuan rumah warga yang terendam banjir tersebar di Kecamatan Jatisari, Cilamaya Wetan, Banyusari, Telukjambe Barat, Cikampek dan Purwasari.‎ Banjir di enam kecamatan tersebut melanda kawasan 15 desa.

Sesuai dengan keterangan Asep, banjir tidak hanya merendam area permukiman, tapi juga jalan raya dan areal persawahan di enam kecamatan. Permukiman warga di desa-desa yang terlanda banjir, kata dia, terendam air setinggi 30 cm hingga lebih dari satu meter. Selain itu, Kamis siang, debit air Sungai Citarum masih tinggi. Serdangkan aliran Sungai Cibeet dan Sungai Cilamaya di Kawarang, meluap. Asep mengimbau warga Karawang, khususnya yang tinggal di bantaran sungai, meningkatkan kewaspadaan karena curah hujan diprediksi masih tinggi hingga beberapa hari ke depan.

BMKG memang sudah merilis peringatan soal kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem dan hujan lebat di sejumlah wilayah pada 1-4 dan 5-7 Januari 2020. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang diprediksi dilanda hujan intensitas tinggi pada dua periode itu.

Posko banjir Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karawang, mencatat jumlah pengungsi korban banjir di wilayah Karawang mencapai 812 jiwa. Mereka tersebar di dua desa yakni Desa Karangligar dan Desa Karangmulya, Kecamatan Telukjambe Barat.
"Jumlah korban banjir 812 orang dari 265 Kepala keluarga," kata Kepala BPBD Karawang, Asep Wahyu.

Dia menjelaskan banjir di Karawang akibat luapan sungai Cibeet. Ketinggian air mulai 50 sentimeter hingga 205 sentimeter. Korban banjir kebanyakan mengungsi di rumah penduduk yang masih aman dari banjir.

Pihak BPBD Karawang, kata Asep, sudah menyiagakan tenda pengungsian di tiga titik, di Cilamaya 1 titik, di Telukjmabe barat 2 titik, fokus untuk untuk penanganan korban banjir dan keselamatan warga. Asep juga menjelaskan di wilayah Kecamatan Cilamaya ada sekitar 242 Kepala Keluarga korban banjir akibat luapan sungai Cilamaya. Namun kondisinya sudah mulai surut.

“Alhamdulilah...”.