Bencana banjir melanda
Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang, pada Jumat (10/01/2020). Banjir dari
luapan sungai Cilamaya dan sungai Ciherang yang datang pada dini pagi tadi, merendam
12 desa di Kecamatan Cilamaya Wetan dengan ketinggian air mencapai 50-100
centimeter.
Selain pemukiman warga, banjir
merendam pula lahan persawahan, perkampungan dan jalan raya. Dari data yang masuk
di Kecamatan Cilamaya, banjir yang paling parah berada di 3 desa, yaitu Desa
Tegalwaru, Mekarmaya dan Cilamaya Wetan. Hingga hari tadi, evakuasi warga untuk
evakuasi ke tempat pengungsian terus dilakukan oleh tim gabungan dari BPPD,
TNI, Polri, Pemda, juga para relawan setempat. Jumlah korban akibat banjir
masih terus didata.
Sementara itu, warga disekitar
bantaran Sungai Cilamaya diimbau untuk waspada banjir susulan. Hingga kabar ini
ditulis, debit air Sungai Cilamaya tercatat berada diangka 32,20 mdpl atau
191,91 meter kubik per detik. Hal ini menyebabkan terkikisnya tanggul Sungai
Cilamaya oleh derasnya air yang mengalir di sana.
Kapolsek Cilamaya, Kompol
Sutedjo, saat melakukan monitoring di bantaran Sungai Cilamaya mengatakan,
kondisi tanggul di Kampung Barahan, Desa Cilamaya sudah sangat memprihatinkan.
“Tanggul di Barahan sudah
memperihatinkan. Sudah hampir jebol. Kami mengimbau agar warga waspada,” ujar
Kapolsek Cilamaya, Kompol Sutedjo.
Apabila sampai jebol, kata
Sutedjo, air sungai akan mengalir ke perumahan warga hingga ke jalan raya.
Bahkan, proyek revitalisasi Pasar Cilamaya pun bisa saja terendam air.
Masih kata Sutedjo, masyarakat
sudah berpengalaman menghadapi situasi semacam ini. Karena itu, mereka sudah
mulai waspada mengamankan barang-barangnya ke tempat yang lebih tinggi.
“Saya juga ingatkan, agar
menjaga aliran listrik. Ketika banjir datang, langsung padamkan listrik. Jangan
sampai ada korban,” imbuh Sutedjo.
Banjir pada Jumat pagi itu,
bukan saja melanda Cilamaya, karena di desa Blanakan yang jadi tetangga Kecamatan
Cilamaya pun pada musibah banjir kali ini ada 895 warga yang harus meninggalkan
rumah pergi ke tempat pengungsian. Banjir yang terjadi di Blanakan akibat
meluapnya air sungai Cijengkol serta hujan terus menerus yang terjadi diwilayah
Pantura termasuk Blanakan sejak Kamis pagi (9/1/2020).
Banjir Blanakan yang merendam
1090 rumah itu, dikabarkan pada siang tadi mulai surut. Ketinggian banjir yang
terjadi di Desa Blanakan berkisar dari 20cm hingga 130 cm atau 1,3 meter.
Dari data yang dihimpun hingga
saat ini, rumah yang terendam di Desa Blanakan diantaranya Dusun Tanjungsari
120 rumah, Mekarsari 150, Tanjungbaru 220, Karangjaya 250, Karangmulya 150,
Kertamukti 80, Pelelangan 120.